header
Blog ini akan menampilkan kisah-kisah taubat yang diterima dari pembaca-pembaca melalui email, pengalaman penulis, dan lain-lain. Apa yang diceritakan adalah benar, cuma nama dan tempat dirahasiakan. Jika pembaca lain memiliki kisah-kisah taubat yang menarik, bisa dibagi bersama dengan pembaca lain untuk dijadikan panduan hidup.
Tuesday, March 30, 2010
DUGAAN SI PENGEMIS
Kisah yang ingin diceritakan ini adalah pengalamanku ketika aku masih bekerja di toko emas di utara tanahair. Kejadian ini terjadi sekitar pertengahan tahun 2008 dimana dunia dilanda kegawatan ekonomi. Banyak pabrik yang ditutup. Ramailah karyawan seberang dan lokal telah dihapus kerja. Pabrik-pabrik yang masih bertahan pula terpaksa membatasi waktu bekerja mereka.
Di toko emas tempat aku bekerja tu memiliki tiga karyawan tetap.Aku, Milah dan aini.Tiba-tiba datang seorang pelanggan pria. Aku menoleh ke arah Milah. Terlihat Milah sedang melayani seorang pelanggan muda. Aini pula sedang membuat catatan harian. Terpaksalah aku yang melayan pelanggan pria tersebut. Dia merenung ke arah ku. Aku mulai menyapa. Ternyata dia mencari pemilik toko emas tersebut. Katanya dia teman lama pemilik toko emas itu. Lalu aku memberikan nomor telepon pemilik toko emas tersebut. Dia pun pergi.
Dia kembali lagi. Aku menanyakan padanya. Apakah dia sudah menelepon pemilik toko emas tersebut. Dia menggeleng. Dia duduk dan menjelaskan keinginannya. Sebenarnya dia sedang mencari pekerjaan. Dia bertanya padaku jika terdapat kerja kosong di toko emas tersebut. Menurutnya, dia baru saja dibuang kerja. Dia sangat membutuhkan pekerjaan. Kebetulan belum ada posisi kosong lagi di toko emas itu. Dia pun pergi.
Selang 5 limit kemudian, dia kembali lagi. Dia menceritakan kesusahannya. Dia tidak punya uang untuk membeli beras dan susu untuk anaknya. Tidak ada uang untuk diberikan pada anaknya yang ingin ke sekolah. Mereka sekeluarga terpaksa mengikat perut akibat ketiadaan uang untuk membeli makanan dan kebutuhan sehari-hari. Aku melihat wajahnya. Sedikit comot dan penampilannya terlihat sedikit tidak terurus. Tapi, bila hati telah tertutup dan jauh dari sifat insan, aku hanya menggelengkan kepala. Tidak ada bantuan untuknya. Nekad. Dia pergi dengan hati yang hiba. Dia pergi tanpa memandang ke arah ku. Aku membiarkan saja dia pergi.
Aku terduduk. Hatiku menangis. Kenapa aku Sekejam ini. Kenapa tidak kuhulurkan bantuan walaupun seringgit dua? Aku mulai di amuk penyesalan. Ingin kukejar lelaki tersebut, tapi dia entah hilang ke mana.Akhirnya aku hanya pendamkan saja rasa sesal itu di sanubariku.
Kini, aku telah dapat balasannya. Apa yang kulakukan semuanya tidak menjadi. Bisnis yang kujalankan setelah kejadian itu, terpaksa dihentikan operasinya akibat kerugian yang tak mampu kutanggung lagi. Sampai hari ini aku masih mencari-cari pria tersebut. Aku ingin memohon kemaafan padanya. Semoga suatu hari nanti aku dapat bertemu dengannya.
nukilan Fiza Denpasar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Not bad...
ReplyDelete